Selamat Beraktifitas,, Tetap Semangat,, Raih Semua Impian,, dan Jangan Pernah Lupakan Tuhanmu

Pages

.

News Pages



Popular Posts

.

Profil


Sikap Mental ”Tukang Pipa & Tukang Pintu“

Kamis, 08 Oktober 2009



Ada dua kisah nyata inspiratif yang akan saya adaptasi. Pertama tentang seorang tukang pipa (plumber). Alkisah, bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman sedang pusing karena pipa keran airnya bocor, ia takut anaknya yang masih kecil terjatuh.

Setelah bertanya ke sana-kemari, dapatlah informasi seorang tukang terbaik. Melalui pembicaraan telepon, sang tukang menjanjikan dua hari lagi untuk memperbaiki pipa keran sang bos. Esoknya, sang tukang justru menelepon sang bos dan mengucapkan terima kasih. Sang bos sedikit bingung. Sang tukang menjelaskan, ia berterima kasih sebab sang bos telah mau memakai jasanya dan bersedia menunggunya sehari lagi.

Pada hari yang ditentukan, sang tukang bekerja dan bereslah tugasnya, lalu menerima upah. Dua minggu kemudian, sang tukang kembali menelepon sang bos dan menanyakan apakah keran pipa airnya beres. Namun, ia juga kembali mengucapkan terima kasih atas kesediaan sang bos memakai jasanya. Sebagai catatan, sang tukang tidak tahu bahwa kliennya itu adalah bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman.
Cerita belum tamat. Sang bos demikian terkesan dengan sang tukang dan akhirnya me-rekrutnya. Tukang itu bernama Christopher L. Jr dan kini menjabat General Manager Customer Satisfaction & Public Relation MERCEDES BENZ.

Dalam sebuah wawancara, Christopher menjawab, ia melakukan semua itu bukan sekadar tuntutan after sales service atas jasanya sebagai plumber. Jauh lebih penting, ia selalu yakin tugas utamanya bukanlah memperbaiki pipa bocor, tetapi keselamatan dan kenyamanan orang yang memakai jasanya. Christopher melihat lebih jauh dari tugasnya.

Kisah lain, tentang Mr. Lim yang sudah tua dan bekerja ”hanya” sebagai door-checker (memeriksa engsel pintu kamar hotel) di sebuah hotel berbintang lima di Singapura. Puluhan tahun ia jalankan pekerjaan membosankan itu dengan sungguhsungguh, tekun, dan sebaik-baiknya.

Ketika ditanya apakah ia tak bosan dengan pekerjaan menjemukan Mr. Lim Kitu, mengatakan, yang bertanya adalah orang yang tidak mengerti tugasnya. Bagi Mr. Lim, tugas utamanya bukanlah memeriksa engsel pintu, tetapi memastikan keselamatan dan menjaga nyawa para tamu.

Dijelaskan, mayoritas tamu hotelnya adalah manajer senior dan top manajemen. Jika terjadi kebakaran dan ada engsel pintu yang macet, nyawa seorang manajer senior taruhannya. Jika ia meninggal, sebagai decision maker, perusahaannya akan menderita. Jika misalnya perusahaan bangkrut, sekian ribu karyawannya akan menderita. Belum lagi keluarganya, termasuk anak istri manajer itu. Demikian jauh pandangan Mr. Lim, dan ia bukan lah sekedar door-checker.

Christopher L. Jr dan Mr. Lim relatif manusia sejenis. Keduanya bukan kelas manusia sedang atau biasa (Good People). Mereka jenis ”manusia besar atau manusia berlebih” (Great People) meski jabatan atau pekerjaan formal di suatu saat demikian ”rendah dan biasa saja”. Sikap mental mereka jauh lebih tinggi dari jabatan dan pekerjaan formalnya.”

Sudahkah kita memiliki sikap mental seperti itu ??????
Read Post | komentar

Perbedaan Orang Penuh Semangat dengan Pemalas

Selasa, 06 Oktober 2009



Visi …
Penuh Semangat : yakin dirinya pasti sukses,
Pemalas : bahkan tidak berani bermimpi dirinya bisa sukses.

Ketika menghadapi tantangan…
Penuh Semangat : menghadapinya dengan antusias,
Pemalas : mundur sebelum bertanding.

Saat menghadapi kesulitan…
Penuh Semangat : “Ini adalah proses menuju sukses..Maju terus!”
Pemalas :“It’s not work. Sia-sia saja... Capek ah. Nyerah aja “

Bila jatuh…
Penuh Semangat : berdiri lagi
Pemalas :”Ngapain bangun lagi, ntar jatuh lagi. Enak duduk aja.”

Menyerah ???..
Penuh Semangat : “Tidak ada dalam kamus hidupku. Never Give Up!”
Pemalas : “Biasa aja.. Aku sering koQ”

Di kala kegagalan menghampiri..
Penuh Semangat : bangkit lagi, mencari penyebab kegagalannya dan memperbaiki.
Pemalas : tenggelam dalam kegagalannya, stress dan sibuk mencari kambing hitam.

Ketika melihat orang lain sukses…
Penuh Semangat : “Hebat! Aku bisa belajar solusi sukses dari dia”
Pemalas :”Ah, baru segitu! Paling-paling juga korupsi. Eh? Paling dibantu bla bla bla..”

Cara memandang diri sendiri…
Penuh Semangat :”Aku manusia biasa yang punya kelemahan dan kelebihan. Aku akan berusaha menutupi kelemahanku dan meningkatkan kelebihanku”
Pemalas :”Habis aku kurang ganteng, kurang kaya, kurang pintar, kurang….”

Dunia itu…
Pemenang :”Bisa menjadi surga atau neraka, tergantung apa yang kita lakukan”
Pecundang :”Tidak adil, gelap,…bla bla bla”

Dalam memandang persoalan…
Penuh Semangat : lebih fokus ke sisi positif nya tanpa mengabaikan sisi negatif.
Pemalas : memandang segalanya serba negatif.

Sukses itu milik…
Penuh Semangat :”Semua orang. Hanya tergantung orangnya berani menggapai sukses atau tidak”
Pemalas :”Ahh.. dia kan anak konglomerat, keturunan bangsawan, koruptor,…Kalo saya mana bisa. Kan saya kurang cerdas, bapak saya bukan konglomerat,bla..bla..bla..”

Saat di kritik…
Penuh Semangat : menutup telinga terhadap kritik yang melecehkan dan menerima kritik yang membangun untuk mengevaluasi diri
Pemalas : memelototi orang yang mengkritiknya sambil mengacungkan tinju.

Untuk mencapai sukses…
Penuh Semangat : mengandalkan usaha nya.
Pemalas : menunggu keberuntungan.

Belajar itu…
Penuh Semangat :”Wajib dilakukan sepanjang hidup. Tidak boleh berhenti belajar.”
Pemalas :”Gak penting banget. Emangnya anak sekolahan. Enakan juga tidur”

Ketika waktu terus berlalu…
Penuh Semangat : menemukan solusi sukses nya dan terus mengalami kemajuan dari waktu ke waktu
Pemalas :  tidak bertambah pengetahuan dan pencapaiannya, malah merasa senior dan sibuk membanggakan kalau dia sudah banyak makan asam garam.

Dan pada akhirnya…
Penuh Semangat : berdiri dengan bangganya di puncak kesuksesan.
Pemalas : menonton dari bawah, dengan penuh iri hati lalu mengumpat, menjelek-jelekan si pemenang, berprasangka buruk, mengeluh, dan sibuk membuat pembenaran untuk diri sendiri.
Read Post | komentar

Rahasia dibalik Makna Tidur

Kamis, 01 Oktober 2009




Sahabat, pernahkah Anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia tidur? kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Anda akan melihat pada saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika tidur, sudah tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah Ayah Anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.Orang inilah yang rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah ke Ibu Anda. Hmm....kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai - belai tubuh kita saat bayi kini kasar karena terpaan hidup yang keras. Beliau inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Beliau inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomelin kita, semata-mata karena rasa kasih dan sayangnya, justru sikap Beliau itu sering kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu....Ayah, Ibu, suami, istri, kakak, adik, anak, sahabat...semuanya orang - orang yang tercinta. Rasakan energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu. Rasakan getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah di lakukan orang - orang itu untuk kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Tuhan memang Maha mengatur segalanya, sehingga pengorbanan hidup itu bisa tampak lagi melalui wajah- wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkapkan segalanya, tanpa kata, tanpa suara dia berkata : " Betapa lelahnya aku hari ini" dan apa penyebab lelah itu ?.......ingatlah untuk siapa berlelah - lelah?

Tak lain adalah suami yang bekerja keras mencari nafkah dan istri yang bekerja mengurus, mendidik juga mengurus rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari - hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah - wajah mereka.....rasakan betapa kebahagian dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua........... bayangkan apa yang akan terjadi jika esok hari "orang - orang terkasih itu tertidur.....selamanya!" 

“Segera lakukan hal yang terbaik dan terindah dalam hidupmu sebelum ada rasa sangat bersalah yang selalu menghantui dirimu….!”
Read Post | komentar

Mensyukuri Anugerah




Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaan yang dimilikinya. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya. Sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya,"Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"
Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah . Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap kepada siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hidup adalah Anugerah

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar.
Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu.
Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu.
Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan yang telah kehilangan pasangan hidupnya.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu.
Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu.
Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatkannya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai. Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh
Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu
Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain
Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu
Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.


NIKMATILAH dan BERSYUKURLAH KEPADA TUHANMU, SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI!

Read Post | komentar

Kisah Nelayan & Pengusaha





Ini  cerita di pinggir pantai di sebuah dusun nelayan. Pada waktu menjelang makan siang ada seorang Pengusaha yang lagi asyik memperhatikan para nelayan pulang dan menurunkan hasil tangkapan ikan mereka. Para nelayan itu kemudian bersiap-siap untuk pulang ke rumah.

Pengusaha itu mendekat dan bertanya kepada salah satu nelayan, "Wahai Tuan, kalau tidak keberatan, bolehkan saya bertanya apa yang anda lakukan?" Nelayan itu menjawab, "Tuan, saya baru pulang dari melaut, saya senang karena hasil tangkapan ikan hari ini bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Jadi saya sekarang akan pulang dan makan siang dengan istri saya. Setelah makan siang saya akan tidur siang, nanti sore saya akan bangun dan bermain dengan anak-anak saya. Kemudian petangnya nanti setelah makan malam, saya akan ke gardu pos, bermain gitar sambil minum kopi dan memakan gorengan singkong bersama teman - teman. Hmm… sungguh Tuhan sangat bermurah hati dengan selalu memberi kenikmatan dan keindahan hidup pada hambaNYA"

Pengusaha itu kemudian berkata, "Tuan, apabila tidak keberatan saya ingin memberikan sedikit saran. Saya adalah Pengusaha sukses dan terkenal di Negara ini, dan saat ini saya sedang menikmati berlibur. Jika tidak keberatan, Saya ingin memberikan saran untuk menolong Anda. Bagaimana kalau Anda pergi melaut lagi sehabis makan siang nanti? Dengan begitu Anda dapat menangkap ikan yang jumlahnya dua kali lipat dari biasanya. Dari hasil tersebut Anda bisa mendapat lebih banyak uang. Dan dengan uang itu dalam beberapa bulan Anda bisa memiliki & menggaji pegawai dan serta menambah beberapa perahu lagi, sehingga jumlah ikan yang Anda tangkap menjadi beberapa kali lipat."


"Dengan cara seperti ini dalam kurun waktu 5 atau 6 tahun Anda bisa menjadi juragan besar pemilik armada berpuluh-puluh perahu nelayan. Setelah itu anda bisa memiliki kantor dan beberapa bulan kemudian Anda bisa memindahkan kantor perusahaan Anda ke sebuah kota besar dan melebarkan sayap usaha Anda ke bidang-bidang bisnis lainnya. Sebagai seorang Direktur dari perusahaan besar, Anda bisa menambah pendapatan Anda lebih besar. Kemudian daftarkan perusahaan Anda pada bursa saham dan 'go public' untuk menjaring modal yang lebih banyak lagi. Kemudian Anda beli kembali saham Anda sehingga harganya semakin naik agar nantinya bisa menjual semua saham Anda dengan harga yang lebih tinggi. Setelah itu Anda bisa pensiun dengan nyaman."

"Dalam tempo
lima puluh tahun Anda pasti akan pensiun sebagai seorang milyarder kaya raya, saya jamin itu karena saya seorang Pengusaha sukses dan sangat paham dengan urusan ini." Sang Nelayan tersebut mendengarkan dengan sangat seksama dan penuh rasa hormat. Di akhir pemaparan Pengusaha tersebut, Nelayan itu bertanya, "Tapi Tuan, apa yang akan saya lakukan dengan uang yang sangat banyak nanti?" Pengusaha itu tertegun untuk beberapa saat, ada rasa aneh menyelimuti pikiran Pengusaha ini, kenapa tidak pernah memikirkan rencana bisnisnya sampai sejauh ini. Satu-satunya hal yang terlintas dalam pikirannya adalah bagaimana cara untuk menghasilkan lebih banyak uang, tapi tidak pernah terpikir olehnya untuk apa uang tersebut akan digunakan.

Pengusaha itu kemudian menjawab, "Dengan uang itu nanti Anda bisa pensiun, santai, bisa liburan di kampung nelayan yang tenang dan nyaman, seperti kampung ini contohnya. Anda bisa membeli perahu kecil dan pergi menangkap ikan untuk bersenang-senang di pagi hari dan pulang di siang hari untuk makan siang bersama istri Anda. Kemudian Anda bisa tidur siang dan bermalas-malasan atau bermain dengan anak-anak. Petang harinya Anda bebas pergi kemana saja dan bersenang-senang dengan teman Anda."


Nelayan tersebut menjawab "Tapi Tuan, bukankah itu semuanya sudah saya lakukan seperti saat ini?" Pengusaha itu terdiam dan tidak bisa melanjutkan kata-katanya.


Sahabat seringkali hal ini terjadi, banyak orang memandang remeh warna kehidupan orang lain yang dianggap lebih miskin dan tidak seber-untung darinya. Dan baginya hidup itu harus diisi dengan kerja keras dan menjadi kaya raya, yang dikemudian hari tinggal bersantai menikmati hasil jerih payah dengan kehidupan yang bebas dan bermalas - malasan. Sementara tanpa disadari, apa yang mereka capai dengan  bersusah payah memenuhi waktu hidup mereka dengan segala perjuangan, ternyata pada akhirnya hanya supaya dapat hidup seperti orang miskin.

Read Post | komentar
 
© Copyright JAWA TIMURAN 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all