Selamat Beraktifitas,, Tetap Semangat,, Raih Semua Impian,, dan Jangan Pernah Lupakan Tuhanmu

Pages

Jumat, 14 Mei 2010

Waralaba Balon Udara

Perusahaan Anda butuh balon udara sebagai media iklan? Tak perlu pusing, karena terdapat jasa penyewaan dan penjualan balon uda secara ritel. Bahkan, PT BalonUdara Media Unggul mengembangkan pemasaran lewat konsep waralaba. 

Tampaknya media beriklan luar ruangan tak hanya didominasi papan billboard, spanduk, umbul-umbul banner maupun neon box. Media balon udara pelan-pelan mulai banyak diminati. Apalagi media tersebut cukup ampuh untuk mempromosikan berbagai jenis produk dan jasa. Dengan penempatan di udara cukup menarik perhatian ribuan pasang mata yang menyaksikannya.

Ketika papan billboard hanya memberikan tampilan dua dimensi, balon udara mampu menyuguhkan bentuk tiga dimensi dengan ukuran yang beragam serta bentuk-bentuk unik sesuai produk yang diiklankan. Misalnya, ketika sebuah produk minuman ingin beriklan. Maka dengan menggunakan balon udara bisa dibentuk berupa botol kemasan dari produk bersangkutan.

Keunggulan media balon udara sebagai tempat beriklan inilah yang dibidik oleh Hans T. Sebastian yang mendirikan PT BalonUdara Media Unggul. Ia tertarik menjalani bisnis penyewaan balon udara dan penjualan balon ritel karena meski pangsa pasarnya kecil tapi produknya tetap dibutuhkan. Terbukti, setelah empat tahun bisnisnya mulai berkembang. Bahkan pada tahun 1995,  Hans memutuskan untuk menerapkan konsep waralaba untuk BalonUdara.

Berbagai upaya ditempauh antara lain dengan mengikuti workshop franchise di Departemen Perdagangan, belajar prosedur dan hukumnya, setelah itu baru mulai aktif menawarkan balon udara sebagai franchise. Kini outlet BalonUdara sudah tersebar di Jabodetabek, Medan, Palembang, Serang, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Balikpapan, Samarinda dan Manado dengan jumlah total 34 outlet.

Sebagai satu-satunya perusahaan penyewaan dan penjualan balon udara yang diwaralabakan, Hans tidak ingin memberatkan calon mitra dengan sederet persyaratan. Ia hanya menginginkan calon franchisee adalah orang yang berminat menjalani bisnis ini. Pasalnya, dengan modal yang tidak begitu besar dan harga bahan baku yang murah sedangkan omzetnya sedemikian tinggi maka bukan tidak mungkin akan jika banyak orang yang berminat untuk mengambil franchisenya.

Meski peluangnya besar, ternyata masih sedikit yang digolongkan berhasil. Penyebanya, selain   karena pemilik usaha kurang serius menjalaninya juga pengaruh faktor minimnya jaringan. Untuk itu Hans menyarankan agar calon mitra ikut training selama dua pekan agar bagi mereka yang baru mengenal bisnis ini, bisa segera memahami seluk-beluknya.

Kerjasama yang ditawarkan Hans terbilang menggiurkan. Karena franchise fee yang diminta tidak terlalu besar yakni sebesar Rp25 juta dengan masa kerjasama selama 5 tahun. Jika franchisee sudah memiliki jaringan BEP bahkan sudah bisa didapat dalam kurun waktu dua sampai tiga bulan. Berdasarkan perhitungan Hans, omzet yang bisa diraup bisa mencapai Rp60 juta, itu pun franchisee sudah dibebaskan dari royalty fee.
Balon Udara 
Namun, Hans menekankan tidak semua franchisee bisa secepat itu meraih BEP. Jika dirata-rata keseluruhan calon mitra baru bisa balik modal setelah 18 bulan dengan omzet per bulan Rp20juta sampai Rp30juta. "Perbedaannya terletak dari keseriusan tadi, jika mereka tekun mengurusi usahanya kembali modal juga cepat," ujar Hans yang menjabat sebagai Direktur PT BalonUdara Media Unggul.

Jika franchisee yang serius menjalankan bisnis serta memutuskan untuk melanjutkan kembali kontraknya. maka Hans tidak memungut biaya perpanjangan kontrak. "Selama mereka sungguh-sungguh mengurusi usahanya kami tidak membebankan biaya macam-macam, hanya diwajibkan beli material saja. Jika mitra sukses kami juga ikut bangga," tambah Hans. BalonUdara hanya mewajibkan franchisee rutin membeli produk dari franchisor. Jadi, ketika bergabung calon mitra dikenakan biaya sekitar Rp35juta  dengan perincian Rp25juta sebagai franchise fee, Rp6juta sebagai biaya untuk stok bahan baku dan sisanya digunakan sebagai biaya pembelian bahan baku tambahan serta biaya mencarikan franchisee lokasi yang strategis.

Bisnis yang dibangun Hans dengan bermodalkan uang sebesar Rp300ribu serta sebuah balon udara 18 tahun silam itu dijalaninya dengan menerapkan sebuah komitmen “Menciptakan pembeli sekali, menjadi pelanggan seumur hidup”. Maka tak usah heran jika konsumen BalonUdara adalah para pelanggan yang setia. Karena itulah Hans tak pernah khawatir akan kehilangan pelanggan meski bisnis serupa kini mulai marak. Merek BalonUdara yang sudah dikenal luas menjadi nilai plus tersendiri.

Dalam bisnis, persaingan adalah sebuah keniscayaan. Maka, Hans pun tidak mengharamkan adanya persaingan "Kompetitor tetap ada bahkan ada juga perusahaan yang jauh lebih besar dan lebih dulu berdiri," kata pria kelahiran Jakarta 6 Agustus 1961. Namun, Hans punya cara jitu menyaingi langkah para kompetitornya. Yakni terus memberikan inovasi dan meningkatkan distribusi. Untuk itu ia menargetkan dalam sebulan ada dua calon mitra yang bergabung, teruitama mitra dari daerah.

"Ketika perusahaan jasa penyewaan balon udara hanya memiliki sedikit cabang sehingga sulit menyentuh konsumen di pelosok daerah, BalonUdara bisa mengatasinya. Untuk itulah saya terapkan sistem waralaba sehingga konsumen tidak kesulitan mencari jasa sewa balon udara. Misalnya mesin Hans T. Sebastian, PT BalonUdara Media 
Unggul ATM (Automatic Teller Machine) dari sebuah bank yang begitu banyak tersebar, otomatis akan memudahkan nasabahnya," papar Hans. Memang dengan menyebarnya cabang BalonUdara di berbagai daerah, akan memudahkan konsumen menggunakan jasanya. Strategi inilah yang belum dilirik perusahaan besar penyewaan balon udara. Sehingga boleh dikatakan meski pangsa pasarnya hanya 1% sampai 2% saja, BalonUdara tetap eksis ditengah ketatnya persaingan penyewaan dan penjualan balon udara.

Banyak perusahaan ternama dengan merek-merek terkenal memakai jasa BalonUdara untuk mengiklankan produknya. Sebut saja, Dancow yang setia menjadi pelanggannya, belum lagi bank-bank tersohor seperti Bank Mandiri, HSBC sampai perusahaan iklan Matari mempercayakan BalonUdara mengiklankan brand mereka. Tak hanya sampai disitu jasa BalonUdara dimanfaatkan, untuk penjualan balon lateksnya, produk BalonUdara digunakan sebagai media berkampanye sejumlah partai politik. Balon lateks tersebut dicetak lambang partai tertentu dan digunakan sebagai souvenir kampanye.

Produk dari BalonUdara memang tak hanya balon yang menggantung di udara saja tetapi ada berbagai macam jenis sesuai permintaan konsumen. Seperti balon dekor yang banyak digunakan sebagai hiasan ruangan untuk pesta. Balon buket sebagai hadiah pengganti kartu ucapan atau balon remote control yang biasa digunakan di pameran-pameran atau even semacam Indonesian Idol. "Kegunaan produk kita memang tak sebatas balon udara tetapi kita melayani sampai 11 jenis salah satunya balon permainan anak-anak berbentuk labirin atau arena jumping yang biasa ditemukan di mal-mal," pungkasnya.
 
© 2010 Majalah Pengusaha - Referensi Usaha Anda
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright JAWA TIMURAN 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all