Selamat Beraktifitas,, Tetap Semangat,, Raih Semua Impian,, dan Jangan Pernah Lupakan Tuhanmu

Pages

Jumat, 14 Mei 2010

Hendry Martin jadi Karyawan yang Sukses Berbisnis

Kesibukannya sebagai professional di perusahaan telekomunikasi tak menyurutkan langkahnya untuk membesut usaha bengkel motor yang menjadi salah satu hobinya. Auto Clinic Dysha Motorsports (DMS), miliknya tak sekedar memberikan pelayanan servis, namun juga menciptakan produk otomotif yang inovatif. (Wahyuningsih Kurniawati)

 “Anda bisa memulai bisnis dari hobi”. Petuah seperti sering diutarakan oleh pebisnis yang sukses. Menurut mereka dari hobi, seseorang bisa menjalankan bisnis dengan sepenuh hati serta mengetahui secara detail usaha yang dijalankan. Itu pula yang dilakukan Hendry Martin. Ia mengakui bahwa ‘resep’ tersebut sudah terbukti manjur. Maka kendati ia tiap hari harus bergelut dengan bidang telekomunikasi, kegilaannya terhadap dunia otomotif tak pernah surut.

Untuk mewujudkan hobi serta ide-ide yang ada dalam benaknya, Martin, kemudian mendirikan DMS pada tahun 2003. Ia banyak mendengarkan keluhan customer yang datang ke bengkelnya. Dari situlah muncul ide inovatif untuk mewujudkan keluhan maupun masukan yang ia peroleh. Dengan dibantu tujuh orang karyawan pada workshop dan tiga orang pada produksi, Martin mencoba menelurkan produk baru yang inovatif.

Salah satu produk inovatif terbaru yang ia ciptakan yaitu generator versi ketiga, HHO. Martin menyebutnya hydrogen power saver, dimana teknologinya mampu mengoptimalkan kerja bahan bakar sehingga mampu menghemat hingga 80% bahan bakar. Martin mencontohkan, mobil yang biasa ia pakai yaitu Volvo seri 850, yang awalnya perbandingan bensin 1 liter untuk 5,3 kilometer, sekarang mampu 1 liter untuk 14,3 kilometer!
Produk ini cocok sekali melihat bahwa pemerintah akan menerapkan sanksi pidana terhadap kendaraan tidak lulus uji emisi yang akan dilakukan di tahun 2010. Uji emisi ini sendiri bermanfaat untuk mengetahui efektivitas proses pembakaran bahan bakar pada mesin dengan cara menganalisis kandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) yang terkandung di dalam gas buang. Selain itu, uji emisi ternyata berguna untuk mengetahui adanya kerusakan pada bagian-bagian mesin kendaraan serta membantu saat melakukan setting campuran udara dan bahan bakar dengan tepat..

Martin menjamin, bahwa jika mobil yang menggunakan hydrogen power saver akan lolos uji emisi, termasuk pada mobil-mobil tua. “Sekarang ada uji emisi, rata-rata mobil tua susah lulus uji emisi, saya bantu bisa lulus uji emisi, saya warranty, cash back 100%. Kalau tidak lulus uji emisi saya balikin duitnya cash,” ujar ayah dari dua anak ini sembari menambahkan bahwa DMS yang ia tawarkan ini adalah sebuah teknologi.
Dysha Motor Sports 
Selain itu adapula DC booster, CDI stabilitzier DC/AC, electric stabilitzerAC/DC, hydrogen generator, relay lampu, sampai pada cairan yang mampu memandulkan karat tangki. Untuk cairan pemandul karat tangki ini, menurut Martin, hal ini dikarenakan setiap motor dan mobil tangkinya pasti melewati proses kimia (karatan,-red) tersebut. Apabila dicampurkan dengan cairan yang DMS racik, tangki yang sudah berkarat itu mandul dan tidak akan berkarat lagi.
Dalam menjalankan usahanya ini, Martin dibantu oleh istri dalam hal mengelola keuangan dan seorang tangan kanan dalam marketingnya. “Arahan-arahan saya langsung saya berikan sama dia (tangan kanan,-red). Dia itu tidak ada hubungan saudara. Murni professional, orang luar yang bekerja dengan saya lebih dari dua tahun, sudah bisa dipercaya,” ujar Martin yang mengaku memiliki kepuasan batin tersendiri dapat memperkerjakan orang lain.

Sebagai seorang karyawan yang sekaligus pengusaha, pria yang pernah menjalani usaha Multi Level Marketing (MLM) ini tak bisa sepenuhnya memantau 100% usahanya ini. Paling hanya weekend saja dia dapat turun langsung memantau usahanya ini. Tak pelak ia pun pernah merasakan kepahitan dalam usahanya ini. Martin di tipu orang yang ia percayai dalam mengelola bengkelnya ini. Tak mau hal itu menimpanya lagi. Maka sejak tiga tahun lalu, istrinyalah yang memegang penuh keuangan DMS.

Sejak awal berdiri sampai sekarang, DMS telah berkembang menjadi sebuah usaha yang mampu melebar tidak hanya bengkel saja, namun juga menjadi sebuah usaha produksi produk otomotif yang mampu menguasai pasar bahkan hingga mengekspor ke beberapa negara. Tak hanya itu, kini DMS pun telah memiliki franchise yang berada di Jawa Timur, Malang, Sumatera Barat, Bintaro dan akan menyusul di tahun 2010 di wilayah Pondok Gede. Keberhasilannya ini, tentunya tak lepas dari pola bisnis yang Martin kembangkan.

Untuk usaha bengkel franchise-nya ini, Martin mengatakan bahwa mereka yang berminat cukup membayar sebesar Rp 30 juta, dimana Rp 10 juta untuk administrasi, Rp 5 juta untuk software, dan Rp 15 juta franchise fee selama tiga tahun. Namun, di tahun 2010 ini Martin ingin menambahkan franchise fee menjadi Rp 10 juta untuk satu tahun. Untuk mekanik, Martin akan memberikan training gratis dan langsung praktek di bengkel DMS miliknya.
Dysha Motor Sports 
Meskipun berstatus karyawan, Martin tetap bisa mengatur waktu dalam menjalankan pekerjaan dan usahanya. Kuncinya terletak pada strategi yang ia terapkan dalam menjalankan usahanya ini yaitu dengan menyasar segmented market, selalu berinovasi dan membuat bisnis baru. “Misalnya sebelumnya usaha kita bengkel, sekarang kita sudah punya reseller, franchise. Jadi create open opportunity buat orang lain, supaya ikut mengembangkan,” ujar ujar pria kelahiran Padang, 22 Februari 1974 ini.

Dan dibawah payung CV Multiniaga Solusindo, Martin mengembangkan usahanya menjadi sebuah usaha yang bergerak di manufacture, distributor & general trading yang concern pada produk otomotif. Ia bersyukur bengkelnya mengalami pertumbuhan yang pesat. Selain sudah membuka cabang, bengkelnya dalam seminggu bisa didatangi 25-30 customer.

Kini DMS juga telah memiliki  agen/ reseller yaitu yang berada di Kebun Jeruk, Tegal, BSD Serpong, Rawamangun. Martin menuturkan terdapat juga agen kecil, tapi pemasarannya lewat komunitas. “Jadi ada salah satu teman pengurus dari BKRC, klub Kawasaki, klub Honda Revo, kita jual ke mereka dengan branded-nya mereka. Barang dari saya, tapi saya jual ke mereka dengan brand mereka. Misalnya klubnya BKRC, kita bikin barangnya BKRC performance boster, padahal dalaman alat ini sama dengan dalaman alat kita,” tutur pria lulusan Telekomunikasi Politeknik Andalas ini.

Hal ini ia terapkan karena ingin mengembangkan sebuah pola bisnis yang baru. Sehingga tak hanya brand tertentu yang beredar dipasaran, tapi juga brand lain dengan produk yang sejenis. Martin menuturkan ini supaya dapat me-maintance pasar. Jadi jika terjadi perang harga, barang yang ada dipasaran adalah barang dari dia juga

Untuk saat ini, Martin lebih mengembangkan bisnis franchise bengkelnya. Sedangkan untuk kedepannya, Martin tengah menyiapkan  pola khusus untuk majemenen MLM penjualan produk-produk buatannya yang akan di kemas dengan brand yang baru lagi dan mengembangkan usahanya ke bidang makanan, semacam bisnis ritel kaki lima, yang lebih menyasar ke harga yang murah tapi dengan kualitas makanan hotel bintang lima.

 
© 2010 Majalah Pengusaha - Referensi Usaha Anda
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright JAWA TIMURAN 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all